Muridku Suka Mengadu

Dunia guru yang selalu bersentuhan dengan banyak murid dari berbagai latar belakang keluarga dan daerah membuatnya harus selalu bijak dalam berkata dan bersikap.

Perbedaan sikap dan cara bertutur kata murid adalah suatu keniscayaan yang ditemui guru. Di antara yang dijumpai para guru adalah murid yang sering melapor atau mengadu apa pun kejadian yang dialami maupun di lihat.

Baik itu terkait dirinya atau teman sekolah. Diakui atau tidak hal ini tentu sering membuat guru harus menahan nafas sembari menghitung mundur agar bisa berpikir jernih dan bisa menanggapi aduan murid tanpa nada tinggi.

Sebenarnya ada beberapa alasan yang melatarbelakangi murid mengadu kepada guru.

Pertama, menguatkan pemahaman yang telah ada. Murid sudah paham tentang sesuatu dan ketika ada yang berseberangan dia akan mengadu. Misalnya ketika ada murid yang melapor ada temannya yang meletakkan sepatu tidak pada tempatnya.

Hal ini menunjukkan dirinya tahu bahwa hal itu menyalahi aturan dan dia merasa risih jika ada temannya yang melanggar.

Kedua, mencari perhatian. Secara naluri manusia ingin dipuji dan diperhatikan. Dan kebutuhan murid terhadap pujian masih sangat tinggi. Mereka ingin diperhatikan setiap orang, terutama orang tua dan lingkungan terdekat.

Ketika perhatian dari orang tua berkurang atau tidak ada, mereka akan mencarinya pada orang lain, salah satunya kepada guru. Memang kadang yang diadukan sebenarnya tidak penting dan penyampaiannya pun tidak jarang dilebih-lebihkan. Namun ketika guru menganggapi aduannya dengan bijak mereka akan senang.

Ketiga, adanya kepercayaan kepada guru. Disadari atau tidak, seseorang hanya akan bercerita dan mengadu pada orang yang dirasa bisa dipercaya. Mereka bisa jadi menganggap gurunya tidak mudah memvonis dan menyalahkan sehingga nyaman untuk diajak berbicara dan menjadi tempatnya mengadu.

Kepercayaan anak mengadu pada kita, gurunya, tidak boleh disia-siakan. Kita bisa memulai dengan menjadi pendengar setia setiap aduannya, setelah itu kita bisa dengan mudah memberi nasihat pada mereka.

Modal kepercayaan ini juga menguntungkan guru ketika menyampaikan pelajaran di dalam maupun di luar kelas dengan adanya kesediaan mereka mendengar apa yang guru sampaikan.

Maka sudah sepatutnya guru bersikap bijak dalam menghadapi setiap aduan murid. Pikiran jernih guru mutlak diperlukan dalam menghadapi mereka. Jangan sampai mereka lari karena kita salah menyikapi aduan.
—-
*Artikel pernah dimuat di Majalah Hadila
Andi Ardianto, S.Pd
Guru SDIT Insan Cendekia

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *