Boyolali (24/10), Sekolah Presiden mengadakan POMG Terpadu dan do’a Istighotsah secara virtual. Agenda ini dilaksanakan secara daring, karena agenda ini dinilai penting dilaksanakan, namun tetap harus mempertimbangkan kondisi Pandemi. Agenda ini dilaksanakan dengan tujuan “Menguatkan komunikasi orang tua dengan pihak sekolah, serta mengajak orang tua murid untuk berdo’a bersama agar negara kita tercinta, negara indonesia ini segera melewatu masa krisis ekonomi dan pendidikan bisa semakin kuat untuk melahirkan generasi bangsa yang kuat”. tutur Fantika Vera ketua Humas SDIT IC.
Kegiatan tersebut diselenggarakan secara bersamaan, dimulai dengan Pertemuan Orang tua Murid dan Guru Yang diisi oleh Kepala Sekolah SDIT IC, Badrus Zaman. Kemudian dilanjutkan dengan Dzikir dan diakhiri dengan Do’a Istighosah yang dibawakan oleh Fajar Wahyu Dana.
Kegiatan ini berlangsung selama satu jam dua menit dan dikuti oleh para orang tua murid serta semua asatidz (guru) SDIT IC. Semua orang tua murid mengikuti secara Virtual, sedangkan para asatidz sebagian mengikuti secara luring diruang podcast SDIT IC dan sebagian yang lain mengikuti secara daring di masjid kampus 1 SDIT IC.
Dalam sambutannya Badrus menuturkan, ada beberapa hal penting yang perlu disampaikan dalam Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) agar tidak memberikan efek negatif kepada murid. Pertama, murid perlu diberikan pemahaman dan ilmu tentang al haq (benar) dan bathil (tidak benar). Hal ini dilakukan agar para murid dapat membedakan diantara keduanya sehingga para murid tidak terjebak pada hoaks (berita bohong). Dengan bekal ini mereka mampu membedakan mana yang mesti diakses dan mana yang tidak perlu diakses serta mampu membedakan mana yang negatif dan mana yang positif.
Kedua, murid perlu memiliki orientasi kebenaran dan kebaikan. Setelah memiliki pemahaman, kita tidak cukup sekedar memberikan bekal kognitif tapi juga murid perlu memiliki sikap (afektif) dan psikomotorik. Semua orientasinya untuk kebenaran dan beribadah kepada Allah.
Ketiga, murid perlu dibangun keterampilannya, bukan memberikan ketakutan. Kemajuan teknologi merupakan sesuatu yang tidak mungkin dihindari. Kemajuan teknologi saat ini berkembang secara per detik. Sesuatu yang baru pasti akan terjadi. Orang yang tidak melakukan inovasi atau perubahan, maka orang tersebut akan terkikis. Kalau kita banyak memberikan ketakutan, maka yang terjadi adalah anak tidak optimis atau anak menjadi pesimis. Yang terbayang-bayang adalah ketakutan.
Keempat, murid perlu disiapkan kompetensi dan potensinya pra interaksi dengan Informasi Teknologi (IT). Diantaranya tentang tim management, safe control, critical thinking, problem solving, dan decision making. Sehingga anak memiliki kontrol diri yang baik. Dengan demikian kita sebagai guru dan orang tua tidak perlu khawatir lagi. diakhir taujihnya menyampaikan bahwa SDIT IC mulai dilaksanakan pembelajaran secara luring. hal ini dilakukan karena ada sebagian pelajaran yang tidak efektif jika dilaksanakan dengan cara daring seperti pelajaran Tahfid dan pembiasaan sholat dhuha.
setelah agenda tausiyah dilanjutkan dzikir dan tausiyahu yang dipimpin oleh Ustadz Fajar Wahyu Dana. panduan dzikir dan istighosah sebelumnya telah di share di grup WhatsApp sekolah dan di share di layar Zoom. kegiatan ini diakhiri dengan penyampaian hasil belajar siswa. Penyerahan hasil PTS 1 dilakukan secara serentak dari kelas 1 sampai kelas 6. Hasil tersebut dikirim melalui WhatsApp orang tua atau wali murid secara pribadi berupa file.